HUKUM ARCHIMEDES
Hukum Archimedes
adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan diatas benda cair yang
ditemukan oleh seorang ilmuwan yang bernama Archimedes. Beliau adalah
seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan,dan insinyur
berkebangsaan Yunani.
Archimedes
juga digolongkan sebagai salah satu ahli matematika kuno dan merupakan
yang terbaik dan terbesar di jamannya. Perhitungan dari Archimedes yang
akurat tentang lengkungan bola di jadikan konstanta matematika untuk Pi
atau π.
Pada
suatu hari Archimedes dimintai Raja Hieron II untuk menyelidiki apakah
mahkota emasnya dicampuri perak atau tidak. Archimedes memikirkan
masalah ini dengan sungguh-sungguh. Hingga ia merasa sangat letih dan
menceburkan dirinya dalam bak mandi umum penuh dengan air. Lalu, ia
memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan seketika itu pula ia
menemukan jawabannya. Ia bangkit berdiri, dan berlari sepanjang jalan ke
rumah dengan telanjang bulat. Setiba di rumah ia berteriak pada
istrinya, “Eureka! Eureka!” yang artinya “sudah kutemukan! sudah kutemukan!”
Lalu ia membuat hukum Archimedes. Dengan itu ia membuktikan bahwa
mahkota raja dicampuri dengan perak. Tukang yang membuatnya dihukum
mati.
Penemuan
yang lain adalah tentang prinsip matematis tuas, sistem katrol yang
didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal. Ulir penak, yaitu
rancangan model planetarium yang dapat menunjukkan gerak matahari,
bulan, planet-planet, dan kemungkinan rasi bintang di langit.
Archimedes adalah orang yang mendasarkan penemuannya dengan eksperimen sehingga Beliau dijuluki Bapak IPA Eksperimental.
B. Bunyi Hukum Archimedes
B. Bunyi Hukum Archimedes
Archimedes menemukan hukum pada sebuah peristiwa yang disebut dengan Hukum Archimedes yang berbunyi “apabila
sebuah benda, sebagian atau seluruhnya terbenam kedalam air, maka benda
tersebut akan mendapat gaya tekan yang mengarah keatas yang besarnya
sama dengan berat air yang dipindahkan oleh bagian benda yang terbenam
tersebut” Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah
benda dimasukkan ke dalam air tersebut, maka permukaan air akan terdesak
atau naik. Hal ini karena adanya gaya ke atas yang sering disebut gaya
Archimedes.
C. Prinsip Archimedes
Ketika
kita menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada
timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika kita
menimbang batu di udara (tidak di dalam air). Massa batu yang terukur
pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang menekan batu ke
atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun
dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat
dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang
diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena
adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah dengan gaya
angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda
apapun yang diangkat di dalam air terasa lebih ringan.
D. Rumus Hukum Archimedes
Gaya apung adalah selisih antara berat benda di udara dengan berat benda dalam zat cair.
Syarat benda mengapung : Massa jenis benda harus lebih kecil dari massa zat cair
Syarat benda melayang : Massa jenis benda harus sama dengan dari massa zat cairSyarat benda tenggelam : Massa jenis benda harus lebih besar dari massa zat cair
E. Hukum Turunan Archimedes
F. Penerapan Hukum Archimedes
Berdasarkan
bunyi dan rumus hukum Archimede diatas, suatu benda yang akan terapung,
tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan
gaya keatas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3
hukum turunan dari hukum Archimedes yang berbunyi:
1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih kecil dari massa jenis zat cairnya
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air sama dengan massa jenis zat cairnya
3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih besar dari pada massa jenis zat cairnya.
Dalam
kehidupan sehari-hari, setelah mengerti dan memahami bunyi hukum
Archimedes, banyak ilmuwan yang pada akhirnya terinspirasi oleh hukum
tersebut dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh penerapan
dan aplikasi hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak
dan beragam. Bukan hanya yang berhubungan langsung dengan benda cair
tapi juga berhubungan dengan udara. Berikut ini contoh penerapan dan
aplikasi hukum Archimedes dalam dunia nyata.
1. Teknologi perkapalan seperti Kapal laut dan kapal Selam
1. Teknologi perkapalan seperti Kapal laut dan kapal Selam
Teknologi
perkapalan merupakan contoh hasil aplikasi ata penerapan hukum
Archimedes yang paling sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Kapan laut terbuat dari besi atau kayu yang di buat berongga dibagian
tengahnya. Rongga pada bagian tengah kapal laut ini bertujuan agar
volume air laut yang dipindahkan badan kapal besar. Aplikasi ini
bedasarkan bunyi hukum Archimedes dimana gaya apung suatu benda
sebanding dengan banyaknya air yang dipindahkan. Dengan menggunakan
prinsip tersebut maka kapal laut bisa terapung dan tidak tenggelam.
Berbeda
dengan kapal selam yang memang di kehendaki untuk bisa tenggelam di air
dan juga mengapung di udara. Untuk itu pada bagian tertentu dari kapal
selam di persiapkan sebuah rongga yang dapat menampung sejumlah air laut
yang bisa di isi dan di buang sesuai kebutuhan. Saat ingin menyelam,
rongga tersebut di isi dengan air laut sehingga berat kapal selam
bertambah. Sedangkan saat ingin mengapung, air laut dalam rongga
tersebut di keluarkan sehingga bobot kapal selam menjadi ringan dan
mampu melayang di permukaan.
2. Alat pengukur massa jenis (Hidrometer)
Hidrometer
adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair.
Hidrometer merupakan contoh penerapan hukum Archimedesdalam kehidupan
sehari-hari yang paling sederhana. Cara kerja hidrometer merupakan
realisasi bunyi hukum archimede, dimana suatu benda yang dimasukan
kedalam zat cair sebagian atau keseluruhan akan mengalami gaya keatas
yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.Jika
hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan
tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian
hidrometer yang tenggelam. Seberapa banyak air yang dipindahkan oleh
hidrometer akan tertera pada skala yang terdapat pada alat hidrometer.
3. Jembatan Poton
Jembatan
poton adalah sebuah jembatan yang terbuat dari kumpulan drum-drum
kosong yang melayang diatas air dan diatur sedemikian rupa sehingga
menyerupai sebuah jembatan. Jembatan poton disebut juga jembatan apung.
Untuk bisa di jadikan sebagai jembatan, drum-drum tersebut harus berada
dalam kondisi kosong dan tertutup rapat sehinggaudara di dalam drum
tidak dapat keluar dan air tidak dapat masuk kedalam. Dengan cara itu
berat jenis drum dapat diminimalkan sehingga bisa terapung di atas
permukaan air.
4. Teknologi Balon Udara
Balon
udara adalah penerapan prinsip Archimedes di udara. Jadi ternyata
aplikasi hukum Archinedes tidak hanya berlaku untuk benda cair tetapi
juga benda gas. Untuk dapat terbang melayang di udara, balon udara harus
diisi dengan gas yang bermassa jenis lebih kecil dari massa jenis
udaraatmosfer, sehingga, balon udara dapat terbang karena mendapat gaya
keatas, misalnya diisi udara yang dipanaskan. Udara yang dipanaskan
memiliki tingkat kerenggangan lebih besar daripada udara biasa. Sehingga
masa jenis udara tersebut menjadi ringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar